LAPORAN DESAIN TEKSTIL
DEKOMPESISI KAIN ANYAMAN SATIN
Disusun oleh Yuda Israwan (14030034)
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2016
MAKSUD DAN TUUJUAN
⦁ Untuk mengetahui tetal lusi dan tetal pakan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui nomer benang lusi dan nomer benang pakan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui jenis anyaman dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui mengkeret dari benang lusi dan benang pakan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui kebutuhan benang lusi dan benang pakan yang dibutuhkan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui konstruksi kain contoh.
TEORI DASAR
Anyaman adalah proses yang terjadi dimana terjadi satu ayaman antara benag ke arah panjang kain ( benang lusi/warp) dan ke arah lebar kain(pakan/weft) . Anyaman pada tekstil di golongkan menjadi 5 bagian :
a. Anyaman dasar dimana terdiri dari :
⦁ Anyaman polos
⦁ Anyaman keper
⦁ Anyaman satin
b. Anyaman turunan
Anyaman ini merupakan turunan dari anyaman polos, yang pada anyaman polos dan keeper terbagi atas turunan langsung dan tidak langsung .Sedangkan pada satin hanya turunannya saja
c. Anyaman campuran
d. Anyaman dengan benang berwarna
e. Anyaman dengan tenunan rangkap
f. Anyaman khusus
Anyaman satin mempunyai silangan – silangan yang paling sedikit dan cucukan merata, sehingga anyaman ini menghasilkan kain yang permukaannya rata.
Titik – titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar tidak bersinggungan satu sama lain dan setiap benang lusi dalam satu rapot hanya mempunyai satu titik silang.
Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada permukaan kain, yaitu efek lusi atau pakan. Anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi, sedangkan anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan.
Anyaman satin memiliki ciri – ciri dan karakteristik sebagai berikut :
⦁ Pada 1 rapot anyaman, banyak benang lusi sama dengan banyak benang pakan
⦁ Pada kain dengan anyaman satin, suatu garis seperti anyaman keper tidak tampak jelas atau menonjol
⦁ Pada umumnya digunakan tetal lusi dan pakan yang tinggi sehingga tampak padat
⦁ Tetal yang tinggi maka permukaan kain akan tampak smooth, rata, dan mengkilat
⦁ Banyaknya gun minimum sama dengan jumlah benang lusi / pakan dalam 1 rapot anyaman
⦁ Anyaman satin tidak cocok untuk kain dengan konstruksi terbuka atau jarang
⦁ Anyaman satin lebih baik dari pada keper untuk konstruksi padat
⦁ Kombinasi dari faktor konstruksi sedikit
ALAT DAN BAHAN
⦁ Lup untuk melihat tetal/inchi
⦁ Gunting
⦁ Mistar
⦁ Timbangan
⦁ Kain contoh
CARA KERJA
⦁ Menentukan anyaman daripada kain yang akan dilakukan pengujian.
⦁ Menentukan arah lusi dan arah pakan. Arah lusi diberi tanda panah
⦁ Menghitung tetal lusi dan tetal pakan kain contoh dari tempat yang berbeda dan cari harga rata-ratanya.
⦁ Kain contoh dipotong 20 cm x 20 cm, lalu ditimbang pada neraca analitik.
⦁ Mengambil benang lusi dan pakan pada sisi yang berbeda, masing-masing 5helai dari sisi yang berbeda. Jadi untuk lusi 10 helai, dan untuk pakan 10 helai.
⦁ Menghitung mengkeret benang lusi dan pakan.
Panjang benang dari kain contoh = Pk
Panjang benang setelah diluruskan = Pb
⦁ Menimbang 10 benang lusi dan benang pakan dari no. 5 pada timbangan
⦁ Menghitung Nomer benang lusi dan benang pakan
Panjang 10 lusi setelah diluruskan = ……….. m
Berat 10 benang lusi = ……….. gram
Ne1 = 0,59 x Nm
Tex = 1000/Nm
Td = 9000/Nm
Untuk benang pakan sama seperti diatas
⦁ Menghitung berat kain per m2
a. Dengan penimbangan
Berat kain per m2 = (Berat contoh x 100)
b. Dengan perhitungan
Dasar perhitungan : ; Ne1 = ….
⦁
⦁ Sama untuk benang pakan
⦁ Berat kain per m2 = Blusi + Bpakan
c. Hitung selisih berat hasil penimbangan dan hasil perhitungan
DATA DAN PERHITUNGAN
Kain anyaman keper
⦁ Ukuran contoh uji : 20cm x 20cm
⦁ Berat kain contoh uji : 3,78 gram
⦁ Berat 20 helai lusi : 40,1 mg
⦁ Berat 20 helai pakan : 70,3 mg
No Tetal (hl/in) Panjang (cm)
Lusi Pakan Lusi Pakan
1 139 64 20,3 20,5
2 137 67 20,1 20,4
3 138 64 20 20,3
4 20 20,4
5 20,2 20,6
6 20,2 20,5
7 20,4 20,6
8 20,3 20,4
9 20,3 20,5
10 20,4 20,4
11 20,2 20,5
12 20,1 20,5
13 20,3 20,5
14 20,2 20,4
15 20 20,5
16 20,3 20,4
17 20 20,6
18 20,2 20,5
19 20,4 20,7
20 20,2 20,5
∑ 414 195 404,1 409,7
x 138 65 20,2 20,4
Perhitungan :
⦁ Menghitung mengkeret lusi dan pakan
⦁ Lusi
Mengkeret Lusi (Ml) =
=
= 0,99 %
⦁ Pakan
Mengkeret Pakan (Mp) =
=
= 1,9 %
⦁ Nomor Benang
20 helai lusi, 40,1 mg = 0,04 gram, 404,1 cm = 4,04 m
20 helai pakan, 70,3 mg = 0,07 gram, 409,7 cm = 4,09 m
= 101 = 58,4
Ne1 lusi = 0,59 x 101 = 59,5 Ne1 Pakan = 0,59 x 58,4 = 34,4
⦁ Menghitung Berat Kain
⦁ Dengan penimbangan
Berat contoh uji (20x20) cm = 3,78 gram
Berat kain/m2 = Berat contoh uji x (100x100)cm / (20x20)cm
= 3,78 x 25
= 94,5 gram
⦁ Dengan perhitungan
⦁ Lusi
Tetal lusi = 138 hl/inch = 138/2,54 = 54,3 hl/inch
Berat lusi/m2 = {54,3 x 100cm x (100/100 – 0,99) x 100} / 101 x 100
= 58,6 gram/m2
⦁ Pakan
Tetal lusi = 65 hl/inch = 65/2,54 = 25,5 hl/inch
Berat lusi/m2 = {25,5 x 100cm x (100/100 – 1,9) x 100} / 58,4 x 100
= 44,1 gram/m2
⦁ Berat kain / m2 = Berat lusi + Berat pakan
= 58,6 + 44,1
= 102,7 gram/m2
⦁ Menghitung Selisih Perhitungan antara Penimbangan (I) dan Perhitungan (H)
Selisih (%) = (Berat yang lebih besar – Berat yang lebih kecil) / Berat yang lebih besar x 100%
H = 102,7
I = 94,5
H-I/H x 100% = 7,98 %
DISKUSI
Praktek ini harus dikuasai karena sangat bermanfaat di dunia tekstil, praktek ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian pada setiap penghitungan maupun pengamatan agar data yang dihasilkan bisa akurat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan praktikum ini :
⦁ Menggunakan lup dengan baik saat menghitung tetal benang agar tidak ada sehelai pun yang terlewat
⦁ Saat meniras dan menggunting kain terkadang hasil tirasan melebihi ukuran yang ditentukan
⦁ Pada saat menimbang kurang teliti dalam membaca skala,khususnya dalam penimbangan 20 helai lusi dan pakan sehingga mempengaruhi ketelitian perhitungan
⦁ Menggunakan gunting yang tajam agar potongan bisa lebih akurat
⦁ Mengamati tetal kain, dilakukan dengan teliti agar data menjadi akurat
⦁ Saat penimbangan pastikan skala pada titik 0 karena mempengaruhi keakuratan data
⦁ Tangan harus bersih dari kotoran dan keringat,karena dapat menyebabkan berat benang atau berat kain bertambah
⦁ Memastikan benang lusi dan pakan agar tidak saling tertukar
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dekomposisi kain anyaman satin,didapatkan data-data sebagai berikut:
Lusi Pakan
Tetal (hl/inch) 138 65
Berat 20 helai (mg) 40,1 70,3
Panjang rata – rata tiap helai (cm) 20,2 20,4
Mengkeret (%) 0,99% 1,9%
Nm 101 58,4
Ne1 59,5 34,4
Tex 9,9 17,1
Td 89,1 154,1
Berat kain per m2 (gram) 58,6 44,1
DAFTAR PUSTAKA
⦁ Ariska Jaya Permana. “Anyaman”. 22 Oktober 2007. http://seribujiwa.co.id
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment