LAPORAN DESAIN TEKSTIL
DEKOMPESISI KAIN ANYAMAN KEPER
Disusun oleh Yuda Israwan
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2016
MAKSUD DAN TUUJUAN
⦁ Untuk mengetahui tetal lusi dan tetal pakan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui nomer benang lusi dan nomer benang pakan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui jenis anyaman dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui mengkeret dari benang lusi dan benang pakan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui kebutuhan benang lusi dan benang pakan yang dibutuhkan dari kain contoh.
⦁ Untuk mengetahui konstruksi kain contoh.
TEORI DASAR
Anyaman adalah proses yang terjadi dimana terjadi satu ayaman antara benag ke arah panjang kain ( benang lusi/warp) dan ke arah lebar kain(pakan/weft) . Anyaman pada tekstil di golongkan menjadi 5 bagian :
a. Anyaman dasar dimana terdiri dari :
⦁ Anyaman polos .
⦁ Anyaman keper
⦁ Anyaman satin .
b. Anyaman turunan
Anyaman ini merupakan turunan dari anyaman polos, yang pada anyaman polos dan keeper terbagi atas turunan langsung dan tidak langsung .Sedangkan pada satin hanya turunannya saja .
c. Anyaman campuran
d. Anyaman dengan benang berwarna .
e. Anyaman dengan tenunan rangkap .
f. Anyaman khusus .
Anyaman keper adalah suatu bentuk anyaman benang lusi dan benang pakan menjadi garis diagonal kearah kanan atau kearah kiri pada permukaan kain
Nama Lain Anyaman Keper
1.Twill dari USA
2.Drill dari INGGRIS
3.Keper dari JERMAN
Cara Membaca Rumus Anyaman Keper
1.Angka diatas garis horisontal lebih besar daripada angka dibawah dinamakan anyaman
keper lusi
2.Angka diatas garis horisontal lebih kecil dari pada yang ada di bawah garis dinamakan
anyaman keper pakan
Ciri – ciri dan kararkteristik anyaman keper sebagai berikut:
⦁ Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak putus-putus.
⦁ Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah ke kiri atas disebut keper kiri. Jika arah garis miring berjalan dari kiri bawah ke kanan atas disebut keper kanan.
⦁ Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut efek lusi atau keper lusi sedangkan garis miring yang dibentuk benang pakan disebut keper efek pakan atau keper pakan.
⦁ Garis miring membentuk sudut 45o terhadap garis horizontal.
⦁ Apperance kain pada permukaan atas dan bawah berbeda.
⦁ Jika rapot terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut keper 3 gun.
⦁ Anyaman keper diberi nama sesuai dengan banyaknya gun minimum.
⦁ Biasanya dibuat dalam konstruksi padat.
⦁ Dalam kondisi yang sama, kekuatan kain dengan anyaman polos lebih besar daripada kekuatan kain dengan anyaman keper.
⦁ Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada anyaman polos.
⦁ Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.
⦁ Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan.
⦁ Garis miring dengan sudut 45o disebut keper curam (steep twill).
ALAT DAN BAHAN
⦁ Lup untuk melihat tetal/inchi.
⦁ Gunting.
⦁ Mistar
⦁ Timbangan.
⦁ Kain contoh.
CARA KERJA
⦁ Menentukan anyaman daripada kain yang akan dilakukan pengujian.
⦁ Menentukan arah lusi dan arah pakan. Arah lusi diberi tanda panah
⦁ Menghitung tetal lusi dan tetal pakan kain contoh dari tempat yang berbeda dan cari harga rata-ratanya.
⦁ Kain contoh dipotong 20 cm x 20 cm, lalu ditimbang pada neraca analitik.
⦁ Mengambil benang lusi dan pakan pada sisi yang berbeda, masing-masing 5helai dari sisi yang berbeda. Jadi untuk lusi 10 helai, dan untuk pakan 10 helai.
⦁ Menghitung mengkeret benang lusi dan pakan.
Panjang benang dari kain contoh = Pk
Panjang benang setelah diluruskan = Pb
⦁ Menimbang 10 benang lusi dan benang pakan dari no. 5 pada timbangan
⦁ Menghitung Nomer benang lusi dan benang pakan
Panjang 10 lusi setelah diluruskan = ……….. m
Berat 10 benang lusi = ……….. gram
Ne1 = 0,59 x Nm
Tex = 1000/Nm
Td = 9000/Nm
Untuk benang pakan sama seperti diatas
⦁ Menghitung berat kain per m2
a. Dengan penimbangan
Berat kain per m2 = (Berat contoh x 100)
b. Dengan perhitungan
Dasar perhitungan : ; Ne1 = ….
⦁
⦁ Sama untuk benang pakan
⦁ Berat kain per m2 = Blusi + Bpakan
c. Hitung selisih berat hasil penimbangan dan hasil perhitungan
DATA DAN PERHITUNGAN
Kain anyaman keper
⦁ Ukuran contoh uji : 20cm x 20cm
⦁ Berat kain contoh uji : 4,2 gram
⦁ Berat 20 helai lusi : 70 mg
⦁ Berat 20 helai pakan : 70 mg
No Tetal (hl/in) Panjang (cm)
Lusi Pakan Lusi Pakan
1 73 68 20,2 20,5
2 71 67 20,3 20,5
3 73 67 20,3 20,5
4 20,3 20,6
5 20,4 20,6
6 20,4 20,5
7 20,1 20,5
8 20,3 20,5
9 20,3 20,4
10 20,3 20,5
11 20,4 20,6
12 20,3 20,5
13 20,3 20,6
14 20,3 20,5
15 20,3 20,5
16 20,4 20,4
17 20,4 20,5
18 20,4 20,5
19 20,4 20,4
20 20,4 20,4
∑ 217 202 406,5 410
x 72,3 67,3 20,32 20,5
Perhitungan :
⦁ Menghitung mengkeret lusi dan pakan
⦁ Lusi
Mengkeret Lusi (Ml) =
=
= 1,57 %
⦁ Pakan
Mengkeret Pakan (Mp) =
=
= 2,43 %
⦁ Nomor Benang
20 helai lusi, 70 mg = 0,07 gram, 406,5 cm = 4,06 m
20 helai pakan, 70 mg = 0,07 gram, 410 cm = 4,10 m
= 58 = 58,57
Ne1 lusi = 0,59 x 58 = 34,22 Ne1 Pakan = 0,59 x 58,57 = 34,55
⦁ Menghitung Berat Kain
⦁ Dengan penimbangan
Berat contoh uji (20x20) cm = 4,22 gram
Berat kain/m2 = Berat contoh uji x (100x100)cm / (20x20)cm
= 4,22 x 25
= 105,5 gram
⦁ Dengan perhitungan
⦁ Lusi
Tetal lusi = 72,3 hl/inch = 72,3/2,54 = 28,46 hl/inch
Berat lusi/m2 = {28,46 x 100cm x (100/100 – 1,57) x 100} / 58 x 100
= 49,55 gram/m2
⦁ Pakan
Tetal lusi = 67,3 hl/inch = 67,3/2,54 = 26,49 hl/inch
Berat lusi/m2 = {26,49 x 100cm x (100/100 – 2,43) x 100} / 58,57 x 100
= 46,13 gram/m2
⦁ Berat kain / m2 = Berat lusi + Berat pakan
= 49,55 + 46,13
= 95,68 gram/m2
⦁ Menghitung Selisih Perhitungan antara Penimbangan (I) dan Perhitungan (H)
Selisih (%) = (Berat yang lebih besar – Berat yang lebih kecil) / Berat yang lebih besar x 100%
H = 105,5
I = 95,68
H-I/H x 100% = 9,30 %
DISKUSI
Praktek ini harus dikuasai karena sangat bermanfaat di dunia tekstil, praktek ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian pada setiap penghitungan maupun pengamatan agar data yang dihasilkan bisa akurat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan praktikum ini :
⦁ Menggunakan lup dengan baik saat menghitung tetal benang agar tidak ada sehelai pun yang terlewat
⦁ Saat meniras dan menggunting kain terkadang hasil tirasan melebihi ukuran yang ditentukan.
⦁ Pada saat menimbang kurang teliti dalam membaca skala,khususnya dalam penimbangan 20 helai lusi dan pakan sehingga mempengaruhi ketelitian perhitungan.
⦁ Menggunakan gunting yang tajam agar potongan bisa lebih akurat.
⦁ Mengamati tetal kain, dilakukan dengan teliti agar data menjadi akurat.
⦁ Saat penimbangan pastikan skala pada titik 0 karena mempengaruhi keakuratan data.
⦁ Tangan harus bersih dari kotoran dan keringat,karena dapat menyebabkan berat benang atau berat kain bertambah..
⦁ Memastikan benang lusi dan pakan agar tidak saling tertukar
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dekomposisi kain anyaman keper,didapatkan data-data sebagai berikut:
Lusi Pakan
Tetal (hl/inch) 72,3 67,3
Berat 20 helai (mg) 70 70
Panjang rata – rata tiap helai (cm) 20,32 20,5
Mengkeret (%) 1,57 2,43
Nm 58 58,57
Ne1 34,22 34,55
Tex 17,24 17,07
Td 155,17 153,66
Berat kain per m2 (gram) 49,55 46,13
DAFTAR PUSTAKA
⦁ Nadya Lestari. “Anyaman Tekstil”. 10 April 2011. http://nadyalestari.blogspot.co.id/2011/04/anyaman-tekstil.html
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment